“Itulah bedanya tenaga pendidik dan tenaga pengajar. Jadilah guru yang baik atau tidak sama sekali,” ungkap Direktur Sekolah Guru Indonesia – Dompet Dhuafa (Asep Sapa’at) sekaligus menjadi keynote speaker pada seminar nasional pendidikan “Membangun SDM Indonesia melalui Pendidikan yang Membebaskan” yang diselenggarakan Ikatan Alumni dan Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UNSRI di gedung Pascasarjana UNSRI, Sabtu (26/01).
Guru yang baik juga harus bisa menyadarkan tanggung jawab peserta didik mengenai apa saja yang harus mereka lakukan, lanjut beliau. Karakter pendidik seperti inilah yang diperlukan Indonesia jika ingin dunia pendidikan berubah ke arah yang lebih baik.
“Jika gurunya tidak baik, sekolah dan fasilitas bagus itu percuma. Peran guru yang paling menentukan, “ tegasnya. Melalui seminar ini, dia mengajak kalangan pendidik mulai memahami pentingnya peran meraka dalam pembangunan SDM Indonesia. Oleh karena itu dalam aktivitas mendidik, guru juga dituntut memahami tantangan pendidikan yang terus berubah.
Misalnya mempersiapkan siswa untuk pekerjaaan yang belum tersedia saat ini dan mampu menyelesaikan persoalan. “Jangan menuntut peserta didik menghapal tetapi memahami. Saat menyelesaikan pembelajaran tidak hanya cukup hanya diajarkan, juga berikan teladan,” ulasnya.
Beliau mengingatkan tugas guru tidaklah ringan. Jadi sebelum memutuskan jadi guru, siapa pun harus bersungguh-sungguh. Pasalnya, tidak jarang image negative tentang kualitas guru justru tercipta dari perilaku oknum guru itu sendiri.
Ketua pelaksana, Budi Santoso mengatakan kegiatan tersebut bertujuan untuk mengembangkan SDM di Sumsel yang unggul dan berkarakter kuar. “Kami juga coba membantu pemerintah menymbangkan pemikiran tentang proses pendidikan yang sebenarnya.”
0 komentar:
Posting Komentar